Senin, 19 Desember 2011

AWAL SEBUAH SEJARAH

Hari itu, di sore yang cerah pada tahun 2008. Dua gadis kecil mengendarai sepeda bututnya, mendekati tempat latihan kami, di lapangan yang berdebu dan bergelombang di sana-sini. Tampak raut malu-malu pada keduanya, namun tetap terlihat dengan jelas bahwa mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Kami hentikan sejenak latihan kami sore itu untuk memberi sedikit ucapan selamat datang pada mereka. Ya, sore itu adalah sejarah. Untuk pertama kalinya ada perempuan yang menunjukkan minat bergabung bersama kami.

Sayang memang, apa yang datang tidak sepeti apa yang kami harapkan. Dari posturnya, keduanya tak memiliki bakat untuk menjadi atlet handal, pikir kami saat itu. Badan keduanya kecil, kurus, dan usianya pun kami rasa terlalu muda. Kami memang mengharap yang datang adalah perempuan yang berbadan tegap, postur ideal dan sedikit tomboy.

Tapi tak apalah, setidaknya ada perempuan yang mau bergabung di klub ini. Karena cita-cita kami bersama memang ingin membentuk tim putri. Sudah setahun lebih kami berlatih, dan tak ada satu pun perempuan bergabung dengan klub ini.

Nama kedua gadis itu adalah Rika dan Dita. Nama yang tak cukup familier saat itu, walaupun saya tau mereka adalah tetangga di kampung saya.

Beberapa hari yang lalu mereka datang ke rumah saya, katanya ingin ikut latihan hockey. “disuruh siapa?” tanya saya. “ Mas Suratman yang ngajak” jawabnya lirih. “ya datang aja besok latihan, nanti pasti seneng, orang banyak temennya”.

Dan nyatanya memang waktu cepat berlalu dan bergerak bagai bola salju. Dari dua gadis, bertambah terus anggota tim putri; Riska, Tika, Sasa, Murni, Vera, alm. Dwi, Tyas, Sapti, Sorenda, dll bergabung. Dalam latihan 3 kali seminggu, mereka tampak aktiv mengikuti. Semangat mereka pun sungguh sangat membanggakan. Walaupun panas terik atau hujan petir, mereka datang. Tiap materi latihan mereka ikuti tanpa mengeluh. Ini factor penting penting keberhasilan, karena sekali saja atlet mengeluh tentang materi yang di berikan pelatih, niscaya kegagalan siap menghampiri. Layaknya orang tua, tak ada pelatih yang ingin atletnya gagal.

Butuh waktu lama untuk membentuk tim ini siap tanding. Lewat latihan yang tak kenal lelah, tibalah waktu ketika kami rasa bekal mereka telah cukup untuk tampil mandiri. Fast Forward ke tahun 2010. Cita-cita itu menjadi kenyataan. KEJURKAB 2010 adalah pertama kali tim putri Amuba tampil. Memang hasilnya belum terlalu mengbanggakan, tapi tak apalah yang penting berani tampil. Lalu mereka tampil lagi pada JOGJA HOCKEY FESTIVAL 2010. Lagi-lagi gagal mencetak gol.

Hingga pada KONI CUP 2011. Cita-cita kolektif itu berbuah. AMUBA Putri meraih Juara I KONI CUP 2011. Gol pertama dalam sejarah Amuba putri di cetak oleh Yeni Kurnila Sari dalam kemenangan 1-0 atas Tim Putri UGM. Sungguh hasil yang cukup melegakan untuk usaha tak kenal lelah mereka.

Nyatanya, pembinaan usia muda memang membutuhkan waktu yang panjang untuk memetik hasilnya. Layaknya pameo terkenal “Kota Roma tidak di bangun dalam sehari”.

Ketika sepakbola lewat PSSI memilih jalur yang lebih praktis melalui proses “Naturalisasi”, maka kami memilih untuk melewati jalur yang lebih berliku yang disebut “Pembinaan Usia Muda”. Dalam lingkup yang lebih kecil, sesungguhnya ada jalur yang lebih mudah untuk meraih prestasi instan, yaitu dengan membeli pemain luar daerah; Sederhana dan tak memakan waktu panjang untuk melihat hasilnya. Namun upaya itu bisa lah kita sebut sebagai “Kemunafikan Olahraga”, sebuah perpaduan antara pengesampingan potensi lokal dan komersialisasi olahraga.

Hingga gegap gempita PORPROV 2011 pun datang. Dua gadis yang awalnya kami sepelekan nyatanya kini telah jadi tulang punggung Tim Hockey Sleman. Rika menyumbang gol tunggal kemenangan ke Tim Kota untuk memastikan emas. Sementara Dita dengan gagahnya mengenakan no punggung 10 untuk mengatur serangan dari lini tengah. Tanpa mengesampingkan peran pemain lainnya, nyatanya peran mereka tidaklah bisa di anggap remeh.

Seakan tak mau kalah, tim putra pun menunjukkan grafik yang meningkat tajam. Meskipun gagal mempertahankan emas, setidaknya andil Amuba putra makin besar dari hari ke hari.

Kini bakat-bakat muda itu telah terasah. Jiwa-jiwa kepemimpinan mereka telah muncul. Maka tugas kami untuk membuat pondasi telah usai. Saatnya organisasai ini untuk berkembang lebih lanjut dengan jiwa-jiwa muda yang menggebu. Harapan ada di tangan kalian, PEMIMPIN-PEMIMPIN MUDA

WILIAN DALTON
KETUA AMUBA HOCKEY CLUB PERIODE 2007-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar