1. Bermain dapat menimbulkan rasa senang karena ketika bermain anak melepaskan diri dari kejadian sehari-hari yang nyata. Dalam kerangka bermain, realitas internal lebih menonjol daripada realitas ekskternal. Artinya suatu objek dalam bermain menjadi tidak penting lagi dan anak menciptakan arti baru untuk objek yang digunakan bermain. Misal : balok kayu diartikan sebagai jembatan. Bermain pura-pura memungkinkan anak melepaskan diri dari kenyataan sehari-hari mencoba kemungkinan baru. Situasi ini menciptakan kegembiraan dihati anak. Rasa senang dapat membentuk situasi pendidikan yang baik karena anak tidak terbelenggu aturan-aturan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bermain dapat memacu pertumbuhan, dan perkembangan anak karena bermain memberi kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang secara sukarela tanpa paksaan. Hurlock mengemukakan bahwa bermain mempunyai peranan terhadap perkembangan anak dalam hal:
· Perkembangan fisik.
· Belajar berkomunikasi
· Jalan keluarnya energi dan emosi
· Jalan keluarnya kebutuhan/cita-cita.
· Sebagai sumber belajar
· Memacu kreativitas
· Pengenalan diri
· Belajar bermasyarakat
· Sebagai standard moral
· Mengetahui pemilahan dan peranan seks
· Perkembangan kepribadian yang layak
3. Bermain dapat membantu sosialisasi anak karena bermain mengajarkan peran orang tua, termasuk perbedaan seks dan mendorong interaksi serta perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain. Contoh: permainan bermain boneka secara internal akan mengajarkan anak perempuan untuk berperan sebagai ibu (tugas domestik) yang secara simultan mempengaruhi perannya di dunia dewasa kelak.
4. a. Bermain
Erikson (dalam Landreth, 2001) mendefinisikan bermain sebagai suatu situasi dimana ego dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan menciptakan situasi model dan juga dapat menguasai realitas melalui percobaan dan perencanaan.
Piaget ( dalam Hurlock , 1978 )berpendapat bahwa bermain terdiri dari respon yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kesenangan secara fungsional.
Huizinga menyatakan bahwa bermain sebagai sesuatu yang berhubungan erat dengan Spontanitas, Autentisistas dan aktualisasi dirinya secara asli menjadi manusia yang seutuh mungkin.
Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas dari kekangan atau kedudukan, berproses emansipatorik dan itu hanya tercapai dalam alam dan susana kemerdekaan.
Sukintaka (1998), bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sukarela untuk memperoleh rasa senang dari aktivitas tersebut.
b. Mainan
Mainan adalah sesuatu yang digunakan dalam permainan oleh anak-anak, orang dewasa ataupun binatang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mainan)
Mainan adalah sarana yang sangat baik untuk medorong kemampuan anak untuk belajar dan berkembang, sekaligus sarana bagi mereka untuk bermain dan bersenang-senang. (http://www.cutenlittle.com/)
c. Permainan
Permainan adalah kegiatan yang ditandai dengan oleh aturan serta persyaratan –persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan.
(Bettelheim dalam Hurlock, 1978)
Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama. (http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan)
5. Dengan bermain dapat diketahui bakat anak, karena bermain bagi anak adalah untuk:
· Perkembangan aspek fisik.
· Perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus
· Perkembangan aspek sosial
· Perkembangan aspek emosi dan kepribadian
· Perkembangan aspek kognisi
· Mengasah ketajaman penginderaan
· Mengembangkan keterampilan olahraga dan menari
· Media terapi
· Media intervensi.
Ketika bermain anak akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dengan begitu, bakat anak akan terlihat dengan jelas, tinggal tugas guru untuk mengasah bakat tersebut.
6. Fungsi permainan
a. Anak-anak:
· Mengeluarkan Energi berlebih
· Menyempurnakan Instink
· Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berfikir ;Imajinasi dan narasi
· Mempraktekan dan Melakukan kosolidasi konsep –konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya
b. Orang dewasa
· Sarana hiburan
· Sarana sosialisasi
7. Bermain akan meningkatkan karakter luhur dalam diri anak karena ketika bermain anak akan melakukan internalisasi karakter-karakter luhur seperti kerjasama, perjuangan, menghargai orang lain, dan lain sebagainya. Karakter luhur ini akan terbawa sampai ke dalam kehidupan orang dewasa kelak.
8. Bermain dapat memacu anak untuk menguasai body awareness dan spatial awareness, karena ketika bermain anak melakukan aktivitas fisik yang menuntuk anak untuk bergerak secara efektiv dan efisien. Secara tidak langsung anak akan menguasai diri untuk belajar secara berulang-ulang, lambat laun body awareness dan spatial awareness akan meningkat.
9. Menurut Singer (dalam Kusantanti, 2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.
10. Teori kelebihan tenaga diutarakan oleh Herbert Spencer, seorang bangsa Inggris, ia mengatakan bahwa kelebihan tenaga (kekuatan, atau vitalitas) pada anak atau orang dewasa yang belum digunakan, disalurkan untuk bermain. Kelebihan tenaga dimaksudkan sebagai kelebihan energi, kelebihan kekuatan hidup, dan vitalitas, yang dianggap oleh manusia untuk memelihara lewat permainan.
11. Bermain dapat meningkatkan kemampuan motorik, karena anak akan secara sukarela belajar bagaimana bergerak secara efektiv dan efiaien guna memperoleh kemenangan.
12. Bermain dapat mengembangkan kognisi dan afeksi, menurut Vygotsky (1967) “Bermain membantu perkembangan bahasa dan pemikiran. Struktur otak akan terbentuk melalui penggunaan simbol dan alat, ia juga membantu dalam pembentukan ini. Bermain juga memberi kebebasan kepada kanak-kanak untuk meluahkan tekanan dalam menghadapi dunia sebenarnya. Dalam cara ini kanak-kanak dapat mengawal situasi dan menyesuaikannya dalam dunia sebenarnya. Mereka dibenarkan untuk memperolehi proses pemikiran yang tinggi melalui bermain”. (Spodek et al. 1987, p. 181). Permainan juga dapat memberi pengalaman tentang keadilan, peraturan-peraturan dan keadilan serta memperkuatkan kemampuan berfikir dalam pelbagai cara. Di antara permainan lazim yang dimainkan dalam teka-teki sialng, teka silang kata, catur dan sebagainya.
13. Persamaan bermain dan rekreasi adalah sama-sama menyenangkan dan aktivitas yang digunakan untuk melepaskan diri dari kehidupan nyata sehari-hari.
Perbedaan mendasar terdapat ada atau tidak unsur peraturan yang mengikat dan unsur belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar