A. PENDAHULUAN
Banyak orang berharap dapat berkarir
sebagai atlit profesional. Sayangnya, sebagian orang tak memiliki talenta untuk
itu. Namun hal tersebut tak mampu mengurangi minat untuk berkarir di bidang
yang berhubungan dengan olahraga. Pekerjaan sebagai Public relations atau hubungan masyarakat (humas) adalah pekerjaan
yang menarik. Pengelolaan organisasi olahraga, dari skala kecil sampai besar
membutuhkan orang yang mampu menghubungkan antara organisasi dengan publik.
Banyak istilah yang digunakan , namun yang lazim dipakai adalah; hubungan
media, hubungan komunitas, informasi, publikasi, dan komunikasi.
Dalam bab ini, kita akan mempelajari
tiga bagian. Pertama, mempelajari komunikasi secara umum. Bagian kedua
mempelajari pekerjaan yang berhubungan dengan humas olahraga, termasuk
didalamnya akan membahas hubungan yang unik antara olahraga dan media massa.
Ketiga, akan berfokus pada hubungan komunitas dalam olahraga.
B.MODEL
KOMUNIKASI UMUM
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komponen dari
komunikasi antara lain:
1. Pengirim
atau komunikator (sender) adalah
pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan
(message) adalah isi atau maksud yang
akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran
(channel) adalah media dimana pesan
disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka)
saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima
atau komunikate (receiver) adalah
pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan
balik (feedback) adalah tanggapan
dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Terdapat
berbagai model komunikasi. Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di
sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang
mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam
perkembangannya.
1. Model
Komunikasi Linear
Model
komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun
1949 dalam buku The Mathematical of
Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear
karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu
model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran
(channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear
communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber
(source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi bahwa
seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan
pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses
komunikasi.
2. Model
Interaksional
Model
interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan
pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain,
komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari
penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi
selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah
orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial,
tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini
menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen
yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan
terhadap suatu pesan.
3. Model
transaksional
Model
komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini
menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara
terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat
transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model
transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima
pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata
lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.
C. OLAHRAGA DAN MEDIA
MASSA
Hubungan antara olahraga dan media
massa dianggap saling menguntungkan (Leonard, 1998). Dalam artian kedua entitas
ini saling berdiri sendiri. Keduanya saling memanfaatkan untuk tujuan
masing-masing. Media massa adalah organisasi komunikasi profesional yang
mengirimkan pesan untuk audien yang luas melintasi jarak geografis yang luas.
Proses pengiriman informasi berkembang seiring perjalanan waktu.
1.
Media Cetak
Media
cetak meraih porsi pembaca yang besar dari populasi. Lebih dari seratus juta
orang dewasa atau lebih dari 50% populasi orang dewasa membaca koran setiap
hari (Asosiasi Koran Amerika, 2004). Pada hari kerja, 54% populasi orang dewasa
membaca koran tiap hari, 63% menbaca koran mingguan. Sebanyak 60% membaca
berita tentang olahraga. Majalah olahraga juga mendapat tempat tersendiri di
pasar media cetak. Majalah ini biasanya
dicetak periodik misalnya majalah tentang sepakbola atau golf.
2.
Media elektronik
Radio
dan televisi telah menyebar di seluruh pelosok negeri. Riset menunjukkan jika
99% rumahtangga amerika memiliki radio, dan 98% memiliki televisi. (Sensus
Amerika: 2004). Sebanyak 91% memiliki memiliki perekam video kaset dan 69%
terkoneksi dengan TV kabel. Terdapat 10.000 stasiun radio komersil dan 2.000
non komersil.
Media
massa yang besar adalah asset yang sangat bermanfaat bagi organisasi olahraga.
Publikasi yang positif akan sangat membantu perkembangan olahraga. Publikasi
berbiaya rendah dibanding iklan. Karena publikasi berita itu gratis. Berita
juga lebih kredibel dan lebih dipercaya kebenarannya oleh masyarakat dibanding
iklan. Namun, kadang berita negatif juga bisa merugikan, karena kita tidak bisa
mengkontrol isi dari berita yang ditayangkan.
D.
TUGAS MEDIA RELATIONS
Media relasi
olahraga yang bekerja pada sebuah tim atau organisasi bertanggung jawab untuk
mengkreasi, mengorganisasi dan mengkoordinasi informasi dari tim atau
organisasi tersebut kepada media. Dalam organisasi yang besar, terdapat
staf-staf yang bertugas mengurus tentang informasi, promosi, hubungan media,
hubungan fans, dan pemasaran.
Tugas dari direktur informasi olahraga antara lain:
1.
Menulis rilis berita
2.
Update berita di koran
3.
Menulis cerita tim
4.
Laporan pertandingan
5.
Menulis brosur dan petunjuk media
6.
Laporan persiapan pertandingan
7.
Promosi
8.
Mendokumentasikan statistik dan rekor
9.
Mengorganisasi foto
10.
Menjawab pertanyaan wartawan
11.
Mengatur konferensi pers
12.
Mengelola website
Karir sebagai media relations masihlah sangat terbuka. Amerika utara memiliki
ribuan sekolah dan universitas serta ratusan tim olahraga profesional. Seluruhnya
membutuhkan publikasi ke publik, sehingga dibutuhkan seorang profesional untuk melakukannya. Semuanya tergantung kita untuk memanfaatkan
peluang yang ada.
Pekerjaan pertama yang mungkin anda
dapatkan adalah asisten direktur informasi olahraga atau asisten direktur
pemasaran. Anda dapat mengawali karir dari organisasi yang kecil, seperti di
kampus, klub olahraga, instansi pemerintahan atau fasilitas olahraga. Dalam
pekerjaan ini anda perlu bekerja keras. Seorang humas olahraga profesional
sering disebut sebagai “datang paling awal, pulang paling akhir”.
Seorang humas olahraga profesional
pekerjaannnya seringkali bersinggungan dengan isu yang sensitif atau privacy
seseorang. Seorang humas harus bekerja dengan penuh kehati-hatian. Misalnya,
tidaklah etis untuk merilis hasil tes fisik anggota klub. Karena hal tersebut
adalah rahasia internal.
E. COMMUNITY RELATIONS DALAM OLAHRAGA
Tugas penghubung komunitas adalah menghubungkan
antara organisasi olahraga dengan komunitas penggemar maupun masyarakat dimana
organisasi tersebut berada. Jika jika tugas humas media berhubungan dengan yang
terjadi dilapangan, maka tugas penghubung komunitas adalah yang terjadi diluar
lapangan. Ada banyak alasan mengapa organisasi oahraga perlu menjaga hubungan
yang baik dengan masyarakat disekitarnya. Utamanya masyarakat adalah suporter
dan market dari aktivitas olahraga itu sendiri.
Penghubung komunitas olahraga profesional
bertugas untuk mengkreasi, mengorganisasi dan melaksanakan program amal yang
bertujuan membangun hubungan baik antara organisasi dengan masyarakat. Sebuah
klub sepakbola misanya mendonasikan sejumlah uang untuk panti asuhan yang
berada didekat lokasi latihan klub tersebut. Kegiatan lain misalnya sebuah klub
olahraga membuat fasilitas olahraga untuk anak muda didaerah tersebut. Secara
tidak langsung akan ada keterikatan yang baik antara organisasi dan masyarakat
yang bermanfaat untuk kelangsungan keorganisasian kedepan.
Selain
pekerjaan diatas ada peluang pekerjaan lain yang berbungan dengan hunas
olaharaga. Pekerjaan-pekerjaan itu antara lain:
1.
Asisten Direktur Informasi Olahraga
2.
Direktur promosi
3.
Asisten hubungan komunitas
4.
Direktur hubungan masyarakat
5.
Asisten komunikasi perusahaan
6.
Direktur komunikasi
F.
KESIMPULAN
Humas
dalam olahraga menyuguhkan berbagai posisi pekerjaan yang menarik. Kemampuan
menulis dan berkomunikasi yang baik adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini.
Dalam
hubungannya yang unik antara olahraga dan media masaa, peran humas sangatlah
penting. Pencitraan dan arus informasi yang positif sangat penting dalam
pengembangan sebuah organisasi olahraga.
Seiring perkembangan teknologi, internet adalah area yang penting dalam
komunikasi. Seorang humas harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar