Senin, 16 Juni 2014

MANFAAT PUBLIC RELATION OLAHARAGA


A.      PENDAHULUAN
            Banyak orang berharap dapat berkarir sebagai atlit profesional. Sayangnya, sebagian orang tak memiliki talenta untuk itu. Namun hal tersebut tak mampu mengurangi minat untuk berkarir di bidang yang berhubungan dengan olahraga. Pekerjaan sebagai Public relations atau hubungan masyarakat (humas) adalah pekerjaan yang menarik. Pengelolaan organisasi olahraga, dari skala kecil sampai besar membutuhkan orang yang mampu menghubungkan antara organisasi dengan publik. Banyak istilah yang digunakan , namun yang lazim dipakai adalah; hubungan media, hubungan komunitas, informasi, publikasi, dan komunikasi.
            Dalam bab ini, kita akan mempelajari tiga bagian. Pertama, mempelajari komunikasi secara umum. Bagian kedua mempelajari pekerjaan yang berhubungan dengan humas olahraga, termasuk didalamnya akan membahas hubungan yang unik antara olahraga dan media massa. Ketiga, akan berfokus pada hubungan komunitas dalam olahraga.

B.MODEL KOMUNIKASI UMUM
            Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komponen dari komunikasi antara lain:
1.      Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2.      Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3.      Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4.      Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5.      Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Terdapat berbagai model komunikasi. Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.
1.      Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.



2.      Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
3.      Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.
C. OLAHRAGA DAN MEDIA MASSA
            Hubungan antara olahraga dan media massa dianggap saling menguntungkan (Leonard, 1998). Dalam artian kedua entitas ini saling berdiri sendiri. Keduanya saling memanfaatkan untuk tujuan masing-masing. Media massa adalah organisasi komunikasi profesional yang mengirimkan pesan untuk audien yang luas melintasi jarak geografis yang luas. Proses pengiriman informasi berkembang seiring perjalanan waktu.
1.      Media Cetak
Media cetak meraih porsi pembaca yang besar dari populasi. Lebih dari seratus juta orang dewasa atau lebih dari 50% populasi orang dewasa membaca koran setiap hari (Asosiasi Koran Amerika, 2004). Pada hari kerja, 54% populasi orang dewasa membaca koran tiap hari, 63% menbaca koran mingguan. Sebanyak 60% membaca berita tentang olahraga. Majalah olahraga juga mendapat tempat tersendiri di pasar  media cetak. Majalah ini biasanya dicetak periodik misalnya majalah tentang sepakbola atau golf.
2.      Media elektronik
Radio dan televisi telah menyebar di seluruh pelosok negeri. Riset menunjukkan jika 99% rumahtangga amerika memiliki radio, dan 98% memiliki televisi. (Sensus Amerika: 2004). Sebanyak 91% memiliki memiliki perekam video kaset dan 69% terkoneksi dengan TV kabel. Terdapat 10.000 stasiun radio komersil dan 2.000 non komersil.
Media massa yang besar adalah asset yang sangat bermanfaat bagi organisasi olahraga. Publikasi yang positif akan sangat membantu perkembangan olahraga. Publikasi berbiaya rendah dibanding iklan. Karena publikasi berita itu gratis. Berita juga lebih kredibel dan lebih dipercaya kebenarannya oleh masyarakat dibanding iklan. Namun, kadang berita negatif juga bisa merugikan, karena kita tidak bisa mengkontrol isi dari berita yang ditayangkan.

D. TUGAS MEDIA RELATIONS
            Media relasi olahraga yang bekerja pada sebuah tim atau organisasi bertanggung jawab untuk mengkreasi, mengorganisasi dan mengkoordinasi informasi dari tim atau organisasi tersebut kepada media. Dalam organisasi yang besar, terdapat staf-staf yang bertugas mengurus tentang informasi, promosi, hubungan media, hubungan fans, dan pemasaran.
Tugas dari direktur informasi olahraga antara lain:
1.      Menulis rilis berita
2.      Update berita di koran
3.      Menulis cerita tim
4.      Laporan pertandingan
5.      Menulis brosur dan petunjuk media
6.      Laporan persiapan pertandingan
7.      Promosi
8.      Mendokumentasikan statistik dan rekor
9.      Mengorganisasi foto
10.  Menjawab pertanyaan wartawan
11.  Mengatur konferensi pers
12.  Mengelola website
Karir sebagai media relations masihlah sangat terbuka. Amerika utara memiliki ribuan sekolah dan universitas serta ratusan tim olahraga profesional. Seluruhnya membutuhkan publikasi ke publik, sehingga dibutuhkan seorang  profesional untuk melakukannya.  Semuanya tergantung kita untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Pekerjaan pertama yang mungkin anda dapatkan adalah asisten direktur informasi olahraga atau asisten direktur pemasaran. Anda dapat mengawali karir dari organisasi yang kecil, seperti di kampus, klub olahraga, instansi pemerintahan atau fasilitas olahraga. Dalam pekerjaan ini anda perlu bekerja keras. Seorang humas olahraga profesional sering disebut sebagai “datang paling awal, pulang paling akhir”.
Seorang humas olahraga profesional pekerjaannnya seringkali bersinggungan dengan isu yang sensitif atau privacy seseorang. Seorang humas harus bekerja dengan penuh kehati-hatian. Misalnya, tidaklah etis untuk merilis hasil tes fisik anggota klub. Karena hal tersebut adalah rahasia internal.

E. COMMUNITY RELATIONS DALAM OLAHRAGA
            Tugas penghubung komunitas adalah menghubungkan antara organisasi olahraga dengan komunitas penggemar maupun masyarakat dimana organisasi tersebut berada. Jika jika tugas humas media berhubungan dengan yang terjadi dilapangan, maka tugas penghubung komunitas adalah yang terjadi diluar lapangan. Ada banyak alasan mengapa organisasi oahraga perlu menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat disekitarnya. Utamanya masyarakat adalah suporter dan market dari aktivitas olahraga itu sendiri.
Penghubung komunitas olahraga profesional bertugas untuk mengkreasi, mengorganisasi dan melaksanakan program amal yang bertujuan membangun hubungan baik antara organisasi dengan masyarakat. Sebuah klub sepakbola misanya mendonasikan sejumlah uang untuk panti asuhan yang berada didekat lokasi latihan klub tersebut. Kegiatan lain misalnya sebuah klub olahraga membuat fasilitas olahraga untuk anak muda didaerah tersebut. Secara tidak langsung akan ada keterikatan yang baik antara organisasi dan masyarakat yang bermanfaat untuk kelangsungan keorganisasian kedepan.
 Selain pekerjaan diatas ada peluang pekerjaan lain yang berbungan dengan hunas olaharaga. Pekerjaan-pekerjaan itu antara lain:
1.      Asisten Direktur Informasi Olahraga
2.      Direktur promosi
3.      Asisten hubungan komunitas
4.      Direktur hubungan masyarakat
5.      Asisten komunikasi perusahaan
6.      Direktur komunikasi

F. KESIMPULAN
            Humas dalam olahraga menyuguhkan berbagai posisi pekerjaan yang menarik. Kemampuan menulis dan berkomunikasi yang baik adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.

Dalam hubungannya yang unik antara olahraga dan media masaa, peran humas sangatlah penting. Pencitraan dan arus informasi yang positif sangat penting dalam pengembangan sebuah organisasi olahraga.  Seiring perkembangan teknologi, internet adalah area yang penting dalam komunikasi. Seorang humas harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar